Jepara,
jika mendengar nama kota tersebut pasti diidentikkan dengan produksi mebel dan
ukiran kayu khas Jepara. Mungkin kita juga terbayang pada pahlawan emanpasi
yang lahir di kota Jepara, yaps...
Ibu Kartini, sosok perempuan hebat yang dilahirkan di Jepara. Ternyata Jepara
tidak hanya identik dengan kedua hal tersebut loh... Jepara memiliki salah satu tradisi unik yang dirayakan
setiap tahunnya. Pesta Lomban, tradisi unik khas lebaran warga nelayan Jepara
yang digelar di hari ketujuh setelah perayaan Idul Fitri.
Tradisi
Pesta Lomban ini ternyata punya banyak nama, beberapa masyarakat lokal
menyebutnya dengan bada kupat atau
lebaran ketupat, karena di hari itu
banyak warga yang memasak ketupat untuk dimakan bersama. Ada lagi yang menamai
tradisi tersebut dengan nama Larungan karena puncak acara dari tradisi unik ini
adalah melarung endhas kebo atau
kepala kerbau di laut lepas Pantai Kartini Jepara. Masih ada satu nama lagi untuk
tradisi tahunan ini yaitu Sedekah Laut. Tradisi ini merupakan perwujudan rasa
syukur warga atas rezeki yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada
para nelayan di Jepara, karena itulah Sedekah Laut menjadi salah satu nama
untuk menyebut tradisi unik ini.
Prosesi
Pesta Lomban serta pelarungan kepala kerbau ini terbilang cukup panjang.
Prosesi Pesta Lomban dan Pelarungan kepala kerbau tersebut diawali dengan
mengarak kerbau yang nantinya akan disembelih dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Ujungbatu Jepara menuju rumah pemotongan hewan. Kerbau yang telah disembelih
tersebut kepalanya akan disimpan di TPI Ujungbatu sementara dagingnya dimasak
untuk dimakan bersama masyarakat nelayan Jepara. Setelah pemotongan Kerbau, masyarakat
nelayan akan menggelar doa bersama di makam Cik Lanang, tokoh yang menjadi
leluhur bagi masyarakat nelayan Jepara. Pada malam harinya dilangsungkan pesta
kesenian wayang kulit di area TPI Ujungbatu. Puncak acara dari prosesi Pesta
Lomban ini adalah pelarungan kepala kerbau di laut lepas Pantai Kartini Jepara.
Pelarungan
endhas kebo atau kepala kerbau ini
diwarnai dengan berbagai sesasi sebagai wujud rasa syukur warga atas rezeki
yang telah dilimpahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada masyarakat nelayan Jepara. Sesaji
ini dibawa ke tengah laut dengan kapal motor. Kapal motor pembawa sesaji
tersebut diikuti oleh kapal motor lainnya, mereka saling berebut untuk
mendekati kapal pembawa sesaji untuk mendapatkan sesaji yang telah didoakan
sebelumnya. Usai melarung sesaji beserta endhas
kebo atau kepala kerbau, rangkaian acara diakhiri dengan festival kupat lepet yaitu pagelaran tari
tradisional masyarakat nelayan Jepara dan disambung dengan berebut gunungan kupat lepet yang telah didoakan oleh
Bupati Jepara di Pantai Kartini Jepara.
Dok. Pribadi: Gunungan Kupat lepet dalam Tradisi Pesta Lomban Jepara |
Itulah
salah satu tradisi milik Indonesia yang sudah sepatutnya kita lestarikan dan
kita jaga sebagai identitas lokal bangsa. Wisata budaya tak hanya menjadi ajang
bersenang-senang saja. Selain berwisata kita juga mendapat pengetahuan tentang kearifan
lokal yang menjadi milik bangsa kita, secara tidak langsung kita juga ikut
berpartisipasi melestarikan tradisi nusantara. Jadi tak ada salahnya jika kita
datang ke Jepara tidak hanya untuk melihat ukiran khasnya atau menapaki jejak
Ibu Kartini saja, kita juga dapat melihat tradisi Pesta Lomban ini. Makanya, jadikan
Pesta Lomban Jepara sebagai salah satu bagian dari rencana liburan panjang
lebaran kalian di tahun depan ya... [ ]
Dok. Pribadi: Tarian nelayan yang dilakukan sebelum prosesi mendoakan gunungan kupat lepet |
BIODATA:
Innocento Dyah Nurmala,
lahir di Jepara, 31 Maret 1997. Saat ini masih belajar di jurusan Hukum dan
Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang. Senang berwisata dan menyukai
sastra.