Puisi I
KETIKA MATI
Diam-diam kau datang
Diam-diam kau datang
Bersama bayang-bayang
Rinduku membeku
Dipantai deraimu
Kau menjemputku
Kau menjemputku
Ditengah sepi yang sembilu
Ragaku kau angkat
Rohku melayang terangkat
Dibawah batu nisan
Dibawah batu nisan
Kau menghujatku berat
Mulutku terdiam
Tubuhku menjawab berat
Puisi II
DIPERKOSA SUNYI
Sunyi telah memperkosaku malam ini.
Seluruh tubuhku dijamahnya habis.
Ia telah membelai sekujur tubuhku.
Dengan aroma yang membuat mulutku bisu.
Kau ajak aku bercinta.
Kau janjikan aku kata-kata yang nista.
ketika tubuhku kaku
Kau biarkan aku tergelatak tak berdaya.
Sunyi telah memperkosaku malam ini.
Seluruh tubuhku dijamahnya habis.
Ia telah membelai sekujur tubuhku.
Dengan aroma yang membuat mulutku bisu.
Kau ajak aku bercinta.
Kau janjikan aku kata-kata yang nista.
ketika tubuhku kaku
Kau biarkan aku tergelatak tak berdaya.
Puisi III
MAWAR YANG BERDURI
Mawar..
Harummu semerbak bersama angin.
Warnamu yang merah, telah membuat aku lebih berani.
Mawar...
Aku disini memujamu, dengan angan-angan yang tak ingin ku lepas.
Mawar..
Tahukah kau bahwa aku mencintaimu.
Tahukah kau bawa aku disini menjamah bau harum yang keluar dari kelopak bungamu itu.
Mawar..
Tahukah kau apa yang sedang aku rasakan melalui indera penciumanku..
Tapi, kenapa mawar selalu menancapkan duri itu untukku.
Mawar.
Aku mencintaimu tapi kenapa kau tusukkan duri itu untukku.
Aku tak peduli mawar atas darah yang bercucuran dari tubuhku.
Aku disini aku terus mencium harummu, walau aku tau akan duri darimu yang akan menusuk-nusuk tubuhku sampai aku mati.
Mawar..
Mohon kendalikan dirimu, aku disini selalu mencintaimu
Mawar..
Harummu semerbak bersama angin.
Warnamu yang merah, telah membuat aku lebih berani.
Mawar...
Aku disini memujamu, dengan angan-angan yang tak ingin ku lepas.
Mawar..
Tahukah kau bahwa aku mencintaimu.
Tahukah kau bawa aku disini menjamah bau harum yang keluar dari kelopak bungamu itu.
Mawar..
Tahukah kau apa yang sedang aku rasakan melalui indera penciumanku..
Tapi, kenapa mawar selalu menancapkan duri itu untukku.
Mawar.
Aku mencintaimu tapi kenapa kau tusukkan duri itu untukku.
Aku tak peduli mawar atas darah yang bercucuran dari tubuhku.
Aku disini aku terus mencium harummu, walau aku tau akan duri darimu yang akan menusuk-nusuk tubuhku sampai aku mati.
Mawar..
Mohon kendalikan dirimu, aku disini selalu mencintaimu
BIODATA:
Akbar
Rizky Sholeh,
biasa dipanggil Abay, lahir pada tanggal 25 Desember 1996. Sekarang Menjadi
Mahasiswa di-Universitas Lambung Mangkurat Program Study Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Terlibat diberbagai kegiatan seni Seperti Teater, Tari dan
Sastra di sebuah sanggar yang bernama SAS SMAGRIDA ( Sarana Apresiasi Seni SMA
PGRI 2 Banjarmasin)