Pages

Ads 468x60px

Jumat, 13 Januari 2017

PUISI DARUZ ARMEDIAN: KENANGAN SEPANJANG PANTURA


Puisi I
JATUH CINTA YANG BAIK BAGI PEMALU

sebagai lelaki pemalu aku tahu cara jatuh cinta yang baik
adalah membiarkan pikiran menggambar seseorang
seperti halnya bocah kecil dengan riang mencoreti buku kecil
sesuka hati sesuka pandangan ini

aku ingin selalu merawat rindu yang panjang
dan tak mau duduk berdampingan membicarakan kembang
putih awan, biru kolam dan ikan-ikan
lalu memaksa waktu bermusuhan dengan perjalanan
aku tak mau membagi perasaan pada telinganya
yang menyimpan rahasia dan semacam peristiwa

kalau seandainya ia menganggapku wajah yang ia cintai
aku tetap menolak jadi waktu bagi putaran jam
yang mau tidak mau fardlu berdampingan
sebab dekat adalah cara membunuh yang akurat pada kerinduan


kutub, 2016




Puisi II
KENANGAN

kenangan adalah rumah tempatku singgah yang menolak rapuh
dan menganggap waktu hanya sebatas pejalan yang menjauh
di sana aku bermukim dengan pikiranku sendiri
dengan segala yang kurawat di dada ini

seumpama kau berpetualang dan tak ingat jalan pulang di pundakku
atau pergi dengan seseorang yang memaksamu melupakan masa lalu
aku tak berniat mencarimu
aku hanya akan lebih khidmat tinggal di rumah itu


warkop, 2016




Puisi III
DI SEPANJANG PANTURA

di sepanjang Pantura, dalam bis kota
menuju rumahmu, yang itu adalah rumahku
kita bersepakat; siapa paling cepat
membaca papan iklan
ialah pemenang
aku lihat mulutmu yang angkuh pada kesedihan
membaca satu per satu, pandanganmu ke sini ke situ
aku tak hendak bicara apa-apa, sebab celotehmu
seperti mengajakku untuk senantiasa mengabadikan momen ini
momen di mana luka tak punya ruang lagi

kau salah tingkah, atau mungkin lelah?
kepalamu  kini bersandar di pundaku
harum rambutmu kini kuciumi
akhirnya, seperti biasa, kau bertanya juga soal perpisahan

di sepanjang Pantura, biarlah debu-debu berterbangan
toh, kita masih di sini, bergandengan tangan

Tuban, 2015



Biodata:
Daruz Armedian, lahir di Tuban dan kuliah di jurusan Filsafat UIN Sunan Kalijaga. Bergiat di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta (LSKY).  Tulisannya pernah di Media Indonesia, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Republika, Pikiran Rakyat, Lampung Post, dll.




Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Statistik Pengunjung

Flag Counter